Assamua’alaikum
Wr.Wb
Pendahuluan :
Alhamdullilah kawan hari ketiga ini saya akan menulis blog untuk menyampaikan kegiatan saya hari ini di BLC Telkom.
Alhamdullilah kawan hari ketiga ini saya akan menulis blog untuk menyampaikan kegiatan saya hari ini di BLC Telkom.
Materinya kelajutan dari materi kemarin membahas tentang 4 Prinsip
Umum Manajemen Proyek (POAC). Apa itu POAC ? Mari kita simak dengan seksama ya
kawan…
Latar Belakang :
Pada sebuah dunia kerja nyata kita itu memerlukan yang namanya proses untuk
mencapai tujuan yang ada, tapi kenyataan itu tidak semudah yang kita bayangkan pada saat ini. Maka untuk mencapai tujuan itu kita perlu mengetahui konsep-konsep manjemen proyek agar nanti kita mudah dalam melakukan suatu hal di dunia kerja tersebut.
Pengertian :
Manjemen proyek merupakan cara atau metode yang yang dikembangkan menyeluruh secara ilmiah. sehingga terdapat perkembangan pada IT dan bidang pendidikan yang mampu merubah pola berfikir siswa menjadi lebih baik.
Maksud dan Tujuan :
Dengan adanya penjelasan materi manjemen proyek dibidang IT dan pendidikan ini kita dapat mengetahui dan memahami secara detail dalam melakukan rencana untuk mecapai tujuan.
Hasil yang Diharapkan :
Semoga dengan kita diajarkan materi manajemen proyek di bidang IT dan pendidikan ini kita dapat merubah cara berfikir kita dari yang buruk menjadi secara aktif,kreatif dan dapat bertanggung jawab untuk kedepannya.
Alat dan Bahan :
laptop
charger
buku
Waktu Kegiatan :
jam : 08.00-16.00
Hari : kamis
TGL : 10 januari 2019
Pembahasan :
Sebelum kita masuk materi manajemen proyek selanjutnya , nah ini materi sebelumnya aku tulis kembali karena kita agar selalu ingat pada materi tersebut.
Latar Belakang :
Pada sebuah dunia kerja nyata kita itu memerlukan yang namanya proses untuk
mencapai tujuan yang ada, tapi kenyataan itu tidak semudah yang kita bayangkan pada saat ini. Maka untuk mencapai tujuan itu kita perlu mengetahui konsep-konsep manjemen proyek agar nanti kita mudah dalam melakukan suatu hal di dunia kerja tersebut.
Pengertian :
Manjemen proyek merupakan cara atau metode yang yang dikembangkan menyeluruh secara ilmiah. sehingga terdapat perkembangan pada IT dan bidang pendidikan yang mampu merubah pola berfikir siswa menjadi lebih baik.
Maksud dan Tujuan :
Dengan adanya penjelasan materi manjemen proyek dibidang IT dan pendidikan ini kita dapat mengetahui dan memahami secara detail dalam melakukan rencana untuk mecapai tujuan.
Hasil yang Diharapkan :
Semoga dengan kita diajarkan materi manajemen proyek di bidang IT dan pendidikan ini kita dapat merubah cara berfikir kita dari yang buruk menjadi secara aktif,kreatif dan dapat bertanggung jawab untuk kedepannya.
Alat dan Bahan :
laptop
charger
buku
Waktu Kegiatan :
jam : 08.00-16.00
Hari : kamis
TGL : 10 januari 2019
Pembahasan :
Sebelum kita masuk materi manajemen proyek selanjutnya , nah ini materi sebelumnya aku tulis kembali karena kita agar selalu ingat pada materi tersebut.
Prinsip Umum Manajemen Proyek
George R. Terry telah merumuskan fungsi fungsi tersebut sebagai POAC (Planning, Organizing, Actuating dan Controlling).
George R. Terry telah merumuskan fungsi fungsi tersebut sebagai POAC (Planning, Organizing, Actuating dan Controlling).
- Planning (Perencanaan)
- Organizing (Pengorganisasian)
- Actuating (Penggerakan)
- Controling (Pengendalian)
A. Planning (Perencanaan)
Planning adalah proses yang secara sistematis mempersiapkan kegiatan guna mencapai tujuan dan sasaran tertentu. Kegiatan diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan dalam rangka pekerjaan konstruksi, baik yang menjadi tanggung jawab pelaksana (kontraktor) maupun pengawas (konsultan). Kontraktor maupun konsultan, harus mempunyai konsep planning” yang tepat untuk mencapai tujuan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing.
Pada proses planning perlu diketahui hal-hal sebagai berikut :
Planning adalah proses yang secara sistematis mempersiapkan kegiatan guna mencapai tujuan dan sasaran tertentu. Kegiatan diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan dalam rangka pekerjaan konstruksi, baik yang menjadi tanggung jawab pelaksana (kontraktor) maupun pengawas (konsultan). Kontraktor maupun konsultan, harus mempunyai konsep planning” yang tepat untuk mencapai tujuan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing.
Pada proses planning perlu diketahui hal-hal sebagai berikut :
- Permasalahan yang terkait dengan tujuan dan sumber daya
yang tersedia.
- Cara mencapai tujuan dan sasaran dengan memperhatikan
sumber daya yang tersedia.
- Penerjemahan rencana kedalam program-program kegiatan
yang kongkrit.
- Penetapan jangka waktu yang dapat disediakan guna
mencapai tujuan dan sasaran.
B. Organizing (Pengorganisasian)
Organizing (pengorganisasian kerja) dimaksudkan sebagai pengaturan atas suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang, dipimpin oleh pimpinan kelompok dalam suatu wadah organisasi. Wadah organisasi ini menggambarkan hubungan-hubungan struktural dan fungsional yang diperlukan untuk menyalurkan tanggung jawab, sumber daya maupun data.
Organizing (pengorganisasian kerja) dimaksudkan sebagai pengaturan atas suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang, dipimpin oleh pimpinan kelompok dalam suatu wadah organisasi. Wadah organisasi ini menggambarkan hubungan-hubungan struktural dan fungsional yang diperlukan untuk menyalurkan tanggung jawab, sumber daya maupun data.
Dalam proses manajemen, organisasi
berfungsi untuk :
a. Menjamin
terpeliharanya koordinasi dengan baik.
b. Membantu
pimpinannya dalam menggerakkan fungsi-fungsi manajemen.
c. Mempersatukan
pemikiran dari satuan organisasi yang lebih kecil yang berada di dalam
kordinasinya.
d. Dalam
fungsi organizing, koordinasi merupakan mekanisme hubungan struktural maupun
fungsional yang secara konsisten harus dijalankan.
Koordinasi dapat dilakukan melalui mekanisme :
1. Koordinasi vertikal (menggambarkan fungsi komando)
2. Koordinasi horizontal (menggambarkan interaksi satu level); dan
3. Koordinasi diagonal (menggambarkan interaksi berbeda level tapi di luar fungsi komando).
Koordinasi dapat dilakukan melalui mekanisme :
1. Koordinasi vertikal (menggambarkan fungsi komando)
2. Koordinasi horizontal (menggambarkan interaksi satu level); dan
3. Koordinasi diagonal (menggambarkan interaksi berbeda level tapi di luar fungsi komando).
Pelaksana Konstruksi : koordinasi antara General Superintendant dengan Material Superintendant atau dengan Construction Engineer atau dengan Equipment Superintendant.
Field Supervision Team, koordinasi antara Site Engineer dengan Quantity Engineer atau dengan Quality Engineer merupakan koordinasi vertikal dan bersifat hirarkis.
2. Koordinasi horizontal dan bersifat satu level :
Pelaksanaan konstruksi, koordinasi antara Material Superintendant dengan Construction Engineer atau dengan Equipment Superintendant merupakan.
Field Supervision Team, koordinasi antara Quantity Engineer atau dengan Quality Engineer merupakan koordinasi horizontal dan bersifat satu level.
3. Koordinasi diagonal :
Koordinasi antara General Superintendant dengan Site Engineer merupakan koordinasi horizontal dan bersifat satu level, sedangkan koordinasi antara Kepala Satuan Kerja Pekerjaan Civil Works dengan General Superintendant atau dengan Site Engineer merupakan koordinasi vertikal.
C. Actuating (Penggerakan)
Actuating diartikan sebagai fungsi manajemen untuk
menggerakkan orang yang tergabung dalam organisasi agar melakukan kegiatan yang
telah ditetapkan di dalam planning. Pada tahap ini diperlukan kemampuan
pimpinan kelompok untuk menggerakkan; mengarahkan; dan memberikan motivasi
kepada anggota kelompoknya untuk secara bersama-sama memberikan kontribusi
dalam menyukseskan manajemen proyek mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan.
·
Berikut ini beberapa metoda mensukseskan
“actuating” yang dikemukakan oleh George R. Terry, yaitu:
·
Hargailah seseorang apapun tugasnya
sehingga ia merasa keberadaannya di dalam kelompok atau organisasi menjadi
penting.
·
Instruksi yang dikeluarkan seorang pimpinan
harus dibuat dengan mempertimbangkan adanya perbedaan individual dari
pegawainya, hingga dapat dilaksanakan dengan tepat oleh pegawainya.
·
Perlu ada pedoman kerja yang jelas,
singkat, mudah difahami dan dilaksanakan oleh pegawainya.
·
Lakukan praktek partisipasi dalam
manajemen guna menjalin kebersamaan dalam penyelenggaraan manajemen, hingga
setiap pegawai dapat difungsikan sepenuhnya sebagai bagian dari organisasi.
·
Upayakan memahami hak pegawai termasuk
urusan kesejahteraan, sehingga tumbuh sense of belonging dari pegawai tersebut
terhadap tempat bekerja yang diikutinya.
·
Pimpinan perlu menjadi pendengar yang
baik, agar dapat memahami dengan benar apa yang melatarbelakangi keluhan
pegawai, sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan sesuatu
keputusan.
·
Seorang pimpinan perlu mencegah untuk
memberikan argumentasi sebagai pembenaran atas keputusan yang diambilnya, oleh
karena pada umumnya semua orang tidak suka pada alasan apalagi kalau
dicari-cari agar bisa memberikan dalih pembenaran atas keputusannya.
·
Jangan berbuat sesuatu yang menimbulkan
sentimen dari orang lain atau orang lain menjadi naik emosinya.
·
Pimpinan dapat melakukan teknik persuasi
dengan cara bertanya sehingga tidak dirasakan sebagai tekanan oleh pegawainya.
·
Perlu melakukan pengawasan untuk
meningkatkan kinerja pegawai, namun haruslah dengan cara-cara yang tidak boleh
mematikan kreativitas pegawai.
D. Controlling (Pengendalian)
Controlling diartikan sebagai kegiatan guna menjamin pekerjaan yang telah dilaksanakan sesuai dengan rencana. Didalam manajemen proyek jalan atau jembatan, controlling terhadap pekerjaan kontraktor dilakukan oleh konsultan melalui kontrak supervisi, dimana pelaksanaan pekerjaan konstruksinya dilakukan oleh kontraktor. Pengawas Umum (General Superintendat) berkewajiban melakukan Pengendalian (secara berjenjang) terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh staf di bawah kendalinya yaitu Site Administration, Quantity Surveyor, Materials Superintendant, Construction Engineer, dan Equipment Engineer untuk memastikan masing-masing staf sudah melakukan tugasnya dalam koridor “jaminan kualitas (quality assurance)”. Sehingga, tahap-tahap pencapaian sasaran sebagaimana direncanakan dapat dipenuhi.
Kegiatan ini berlaku juga dalam kegiatan internal konsultan supervisi, dalam artian, kepada pihak luar konsultan supervisi itu bertugas mengawasi kontraktor, selain itu secara internal Site Engineer juga melakukan controlling terhadap Quantity Engineer dan Quality Engineer. Secara keseluruhan internal controlling ini dapat mendorong kinerja konsultan supervisi lebih baik di dalam mengawasi pekerjaan kontraktor.
Ruang lingkup kegiatan controlling mencakup pengawasan atas seluruh aspek pelaksanaan rencana, antara lain adalah:
· Produk pekerjaan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif
· Seluruh sumber-sumber daya yang digunakan (manusia, uang , peralatan, bahan)
· Prosedur dan cara kerjanya
· Kebijaksanaan teknis yang diambil selama proses pencapaian sasaran.
Controlling harus bersifat obyektif dan harus dapat menemukan fakta-fakta tentang pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan berbagai faktor yang mempengaruhinya. Rujukan untuk menilainya adalah memperbandingkan antara rencana dan pelaksanaan, untuk memahami kemungkinan terjadinya penyimpangan.
Temuan masalah :
Manajemen proyek belum menyeluruh di terapkan pada saat untuk melakukan suatu hal.
Kesimpulan :
Jadi untuk melakukan suatu rencana agar mencapai tujuan itu, kita harus melihat dari sisi satu persatu agar nantinya rencana yang kita rencankan itu bisa mencapai tujuan yang diinginkan.
Referensi :
Modul Management Proyek di Bidang IT dan Pendidikan.pdf
Penutup :
Okey kawan mungkin hanya itu yang bisa saya sampaikan pada hari ini., jangan lupa pantau blog ini ya…!!!
Semoga bermanfaat bagi kalian semua.
Sekian & terima kasih.
Controlling diartikan sebagai kegiatan guna menjamin pekerjaan yang telah dilaksanakan sesuai dengan rencana. Didalam manajemen proyek jalan atau jembatan, controlling terhadap pekerjaan kontraktor dilakukan oleh konsultan melalui kontrak supervisi, dimana pelaksanaan pekerjaan konstruksinya dilakukan oleh kontraktor. Pengawas Umum (General Superintendat) berkewajiban melakukan Pengendalian (secara berjenjang) terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh staf di bawah kendalinya yaitu Site Administration, Quantity Surveyor, Materials Superintendant, Construction Engineer, dan Equipment Engineer untuk memastikan masing-masing staf sudah melakukan tugasnya dalam koridor “jaminan kualitas (quality assurance)”. Sehingga, tahap-tahap pencapaian sasaran sebagaimana direncanakan dapat dipenuhi.
Kegiatan ini berlaku juga dalam kegiatan internal konsultan supervisi, dalam artian, kepada pihak luar konsultan supervisi itu bertugas mengawasi kontraktor, selain itu secara internal Site Engineer juga melakukan controlling terhadap Quantity Engineer dan Quality Engineer. Secara keseluruhan internal controlling ini dapat mendorong kinerja konsultan supervisi lebih baik di dalam mengawasi pekerjaan kontraktor.
Ruang lingkup kegiatan controlling mencakup pengawasan atas seluruh aspek pelaksanaan rencana, antara lain adalah:
· Produk pekerjaan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif
· Seluruh sumber-sumber daya yang digunakan (manusia, uang , peralatan, bahan)
· Prosedur dan cara kerjanya
· Kebijaksanaan teknis yang diambil selama proses pencapaian sasaran.
Controlling harus bersifat obyektif dan harus dapat menemukan fakta-fakta tentang pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan berbagai faktor yang mempengaruhinya. Rujukan untuk menilainya adalah memperbandingkan antara rencana dan pelaksanaan, untuk memahami kemungkinan terjadinya penyimpangan.
Temuan masalah :
Manajemen proyek belum menyeluruh di terapkan pada saat untuk melakukan suatu hal.
Kesimpulan :
Jadi untuk melakukan suatu rencana agar mencapai tujuan itu, kita harus melihat dari sisi satu persatu agar nantinya rencana yang kita rencankan itu bisa mencapai tujuan yang diinginkan.
Referensi :
Modul Management Proyek di Bidang IT dan Pendidikan.pdf
Penutup :
Okey kawan mungkin hanya itu yang bisa saya sampaikan pada hari ini., jangan lupa pantau blog ini ya…!!!
Semoga bermanfaat bagi kalian semua.
Sekian & terima kasih.
Wassamu’alaikum
Wr.Wb.
0 komentar:
Post a Comment